Minggu, 13 November 2011

{Saat Terindah dalam Hidup Manusia}

Pernakah Anda mengalami saat-saat terindah dalam hidup Anda? Apakah yang Anda rasakan pada saat itu? Bukankah Anda merasakan hati Anda sangat bahagia sehingga Anda ingin seandainya saat-saat itu terulang kembali?

Setiap insan tentu pernah merasakan saat-saat terindah dalam hidupnya, akan tetapi masing-masing orang akan menjadikan saat terindah dalam hidupnya ...sesuai dengan apa yang mendominasi hati dan jiwanya.

Orang yang sedang semangat melakukan usaha perdagangan dan bisnis menganggap saat terindah adalah ketika dia berhasil meraup keuntungan besar dan berlipat ganda dalam bisnisnya. Orang yang berambisi besar untuk mendapatkan kedudukan dan jabatan duniawi merasa saat yang terindah adalah ketika dia berhasil menduduki jabatan tinggi dan penting dalam kariernya.

Demikian pula, orang yang sedang dimabuk cinta merasa bahwa saat terindah adalah ketika cintanya diterima oleh sang kekasih dan ketika berjumpa dengannya.

Demikianlah sekilas gambaran keadaan manusia dalam menilai saat-saat terindah dalam hidup mereka Sekarang marilah kita perhatikan dan renungkan dengan seksama, manakah di antara semua itu yang benar-benar merupakan kebahagiaan dan keindahan yang sejati, sehingga orang yang mendapatkannya berarti sungguh dia telah merasakan saat terindah dalam hidupnya?

Renungan tentang keindahan dan kebahagiaan hidup yang sejati

Imam Ibnul Qayyim berkata, “Sesungguhnya bentuk-bentuk kebahagiaan (keindahan) yang diprioritaskan oleh jiwa manusia ada tiga (macam):

1- Kebahagiaan (keindahan) di luar zat (diri) manusia, bahkan keindahan ini merupakan pinjaman dari selain dirinya, yang akan hilang dengan dikembalikannya pinjaman tersebut. Inilah kebahagiaan (keindahan) dengan harta dan kedudukan (jabatan duniawi).

Keindahan seperti ini adalah seperti keindahan seseorang dengan pakaian (indah) dan perhiasannya, tapi ketika pandanganmu melewati penutup dirinya tersebut maka ternyata tidak ada satu keindahanpun yang tersisa pada dirinya!

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa ada seorang ulama yang menumpang sebuah kapal laut bersama para saudagar kaya, kemudian kapal tersebut pecah (dan tenggelam bersama seluruh barang-barang muatan). Maka para saudagar tersebut serta merta menjadi orang-orang yang hina dan rendah (karena harta mereka tenggelam di laut) padahal sebelumnya mereka merasa mulia (bangga) dengan kekayaan mereka. Sedangkan ulama tersebut sesampainya di negeri tujuan beliau dimuliakan dengan berbagai macam hadiah dan penghormatan (karena ilmu yang dimilikinya). Ketika para saudagar yang telah menjadi miskin itu ingin kembali ke negeri mereka, mereka bertanya kepada ulama tersebut: Apakah anda ingin menitip pesan atau surat untuk kaum kerabat anda? Maka ulama itu menjawab: “Iya, sampaikanlah kepada mereka: Jika kalian ingin mengambil harta (kemuliaan) maka ambillah harta yang tidak akan tenggelam (hilang) meskipun kapal tenggelam, oleh karena itu jadikanlah ilmu sebagai (barang) perniagaan (kalian)”.

2- (Bentuk) kebahagiaan (keindahan) yang kedua: kebahagiaan (keindahan) pada tubuh dan fisik manusia, seperti kesehatan tubuh, keseimbangan fisik dan anggota badan, keindahan rupa, kebersihan kulit dan kekuatan fisik. Keindahan ini meskipun lebih dekat (pada diri manusia) jika dibandingkan dengan keindahan yang pertama, namun pada hakikatnya keindahan tersebut di luar diri dan zat manusia, karena manusia itu dianggap sebagai manusia dengan ruh dan hatinya, bukan (cuma sekedar) dengan tubuh dan raganya, sebagaimana ucapan seorang penyair:

Wahai orang yang (hanya) memperhatikan fisik, betapa besar kepayahanmu dengan mengurus tubuhmu

Padahal kamu (disebut) manusia dengan ruhmu bukan dengan tubuhmu

[1]Inilah keindahan semu dan palsu milik orang-orang munafik yang tidak dibarengi dengan keindahan jiwa dan hati, sehingga Allah Ta’ala mencela mereka dalam firman-Nya:

{وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ}

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh (penampilan fisik) mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar” (QS al-Munafiqun: 4).

Artinya: mereka memiliki penampilan rupa dan fisik yang indah, tapi hati dan jiwa mereka penuh dengan keburukan, ketakutan dan kelemahan, tidak seperti penampilan lahir mereka[2].

3- (Bentuk) kebahagiaan (keindahan) yang ketiga: inilah kebahagiaan (keindahan) yang sejati, keindahan rohani dalam hati dan jiwa manusia, yaitu keindahan dengan ilmu yang bermanfaat dan buahnya (amalan shaleh untuk mendekatkan kepada Allah Ta’ala).

Sesungguhnya kebahagiaan inilah yang menetap dan kekal (pada diri manusia) dalam semua keadaan, dan menyertainya dalam semua perjalanan (hidupnya), bahkan pada semua alam yang akan dilaluinya, yaitu: alam dunia, alam barzakh (kubur) dan alam tempat menetap (akhirat). Dengan inilah seorang hamba akan meniti tangga...

I May Never

Aku mungkin takkan melihat hari esok
tak ada jaminan
dan semua yang terjadi kemarin
menjadi bagian dari sejarah

meramal masa depan, aku tak dapat
mengubah masa lampau, aku tak mampu
milikku hanya hari ini
yang kelak akan menjadi kenangan

aku harus curahkan kasih sayangku
membantu bangkit mereka yang jatuh
menjadi teman bagi yang kesepian
membuat hidup mereka sempurna

kejahatan yang kulakukan hari ini
tak dapat kubatalkan
persahabatan yang gagal kubina
mungkin tak pernah dapat kuusahakan

aku tak mungkin tak punya kesempatan lain
tuk bersujud mengucap doa

Tuhan.........!
dengan rendah hati kubersyukur atas hari ini yang Kau kuriniakan kepadaku
Jika rindu ini bertahta di jiwaku,
aku harap biarlah untuk Allah.
Bila rindu ini menarik resah,
kepada-Mu aku pasrah semua.
Bila pencarian ini masih belum kutemui..
... Ya Allah, damaikanlah hati ini untuk menanti.
Biarlah resah menarik sepi.
Biarlah kecewa meratap pergi.
Biarlah kasih-Mu mengikat diri ini.
Harta yg terbaik adalah ____ *Lisan yg berdzikir, *Hati yg bersyukur, *Seorang istri yg beriman yg membantu memperkuat keimanan suaminya.
♥ Pernahkah Qta mrasa jemu dgn kehidupan?
Jika pernah saat itulah Qta kurang brsyukur.
♥ Pernahkah Qta jemu dg rutinitas ibadah?
Jika pernah saat itulah Qta kurang ikhlas.
♥ Pernahkah Qta merasa ujian hidup ini terlalu berat?
... Jika pernah saat itulah Qta kurang bersabar
♥ Pernahkah Qta merasa lebih mulia sedikit saja dari orang yg jahat dgn Qta?
Jika pernah saat itulah ujub mulai bersemayam didiri.
♥ Pernahkah Qta merasa tdk bersemangat lagi utk melakukan kebaikan?
Jika pernah itu tandanya Qta sdh mulai berputus asa dari rahmat Allah.
Qta yg bertanya n Qta pula yg tahu jawabannya.
"Renungan malam jelang pagi"
by Abu Hafidzah

"Hidup Sederhana"



Jangan bangga dgn handphone mahal/canggih, karena alat komunikasi yg boleh menyelamatkan kita adalah DOA.
Jangan bangga dgn rumah mewah, karena rumah terakhir kita adalah KUBUR.
Jangan bangga dgn title/gelar, karena title kita terakhir adalah ALMARHUM.
... Jangan bangga dgn wajah cantik/handsome, karena wajah kita terakhir adalah TENGKORAK.
Jangan bangga dengan kereta mewah anda, karena kereta terakhir anda adalah KERANDA JENAZAH.
Jangan Sombong dgn tempat tidur yg serba empuk, Karena tempat tidur terakhir adalah TANAH.
___ أستغفر الله العظيم و أتوب إليه ___
Andai dirimu rasa sedih, pandanglah langit, ingatlah Allah masih ada.
Andai dirimu rasa resah, renunglah dasar hati, yakinlah Allah mencipta hati.
Andai dirimu rasa putus asa, lihatlah sungai yang tetap mengalir walaupun dihalang bebatuan keras.
Andai dirimu rasa kecewa, lihatlah hakikat alam semesta, percayalah Allah maha berkuasa.
Andai dirimu rasa tersisih, lihatlah purnama dimalam sepi, yakinl...ah Allah takkan biarkan kita sendiri.
Kalau semuanya tak pasti, serahkan pada yg Maha Mengetahui..
[ Allah Azza Wa Jalla ]

"Renungan sore menjelang mentari terbenam"

Created by,


Abu Hafidzah

Sabtu, 12 November 2011

when I open my eyes to the outer world i feel my self as a drop in the sea;
but when I close my eyes and look within, I see the whole universe as bubble raised in the ocean my heart (Anand Krishna)

Jumat, 11 November 2011

PESAN TERAKHIRKU


By: Ochad
Sayangku, Bidadariku, Dindaku
Bertaqwalah kepada Tuhanmu
Hinakan dirimu saat kau meminta sesuatu
Jangan pernah berhenti
Amar ma,ruf n nahi munkar
Memuji dan memujaNYA
Sayangku, Bidadariku, Dindaku
Bencilah  dunia
Dunia ini hijau dan manis
Penuh dengan tipuan n angan-angan
Amat sangat kasihan
Mereka yang tergila-gila dengan bola biru
Cuma sandiwara belaka
Sayangku, Bidadariku, Dindaku
Lakukan apa kata hatimu
Jadilah dirimu sendiri
Bersihkan  noda hitam dalam hatimu
Jangan terbawa arus
Tapi bawalah arus
Sayangku, Bidadariku, Dindaku
Kau anak perempuan  sulung
Punya tanggung jawab yang besar
Berbaktilah kepada orang tuamu
Mereka ingin kau menjadi yang terbaik
Bahagiakanlah mereka dalam usia senjanya
Kelak masa depanmu  kan cerah
Sayangku,Bidadariku, Dindaku
Jangan pernah malu dalam belajar
Aku suka kau apa adanya
Gunakan waktumu sebaik mungkin
Kau akan lebih anggun memakai rok jeans
Jangan sekali-kali main ke rumah cowok
Banyak gadis Masa depannya hilang
Karena itu n sok bisa jaga diri
So,waspadalah
Kejahatan terjadi karena ada kesempatan
Dan aku akan sangat membenci cewek
Yang main ke rumah cowok
Sayangku, Bidadariku, Dindaku
Lakukan sesuatu yang baik walau hanya sebesar biji sawi
Jangan pernah  bicara dusta
Sayangku,
Datanglah ke makamku, kalau aku mati
Tak ada yang lebih menyenangkan
Dari pada melihat senyum orang yang kita cintai
Bidadariku,
Datanglah ke makamku, kalau aku mati
Orang yang cerdas adalah orang yang selalu ingat mati
Dindaku,
Datanglah ke makamku, kalai aku mati
Sebaik-baiknya manusia adalah
Yang bermanfaat bagi orang lain
Sayangku, Bidadariku, Dindaku,
I do love you
Aku punya banyak salah ma kamu,
So maafkan aku agar aku tenang jikalau aku mati nanti
Sampaikan salam kepada orang tuamu, Agam, Nadia,
dari seseorang yang tulus menyayangimu
dan jangan lupa sampaikan salamku juga kepada kampus Fisip, MIPA,
Ratih,Robert, Jupiter, Soekarno, Perwil, Simpang 5, Baiturrahman, Johar
CL, Ramayana, Merbabu, Media Indonesia, mawar, jeans,my Paradise,
Nenshi, beruang, kuda nil, buaya darat, kopeng, bubur kacang ijo, Budi n rumahnya, Patra jasa, dll (dan lupa lagi).
Sayangku, Bidadariku, Dindaku.
I will miss you forever
Sampai jumpa di syurgaNYA yang  abadi.Amiiiiiiiiiin…..
Semarang, 03 Oktober 06
Aku tulis ini coz myb gw kan mati dalam waktu dekat, mati ga da yang tahu kapan datangnya. Gw sengaja tulis ini tuk gadis yang aku sayangi. Semuanya maafin aku….!!!!! Memang berat meninggalkan orang yang benar2 kita sayangi. Wassalam.

HARUSKAH


By: Ochad
Haruskah aku serahkan jiwa ragaku
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku katakan kepada semua orang
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku bisikkan pada rumput yang bergoyang
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku kampanyekan  pada semut kecil
Aku sangat sayang menyayangimu
Haruskah aku rangkai seribu mawar
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku mengarungi samudra
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku petik bintang
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku mengukir namamu di langit biru
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku melukis wajahmu di atas pelangi
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku belah gunung
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku berjalan di atas bara api
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku katakan seribu kali
Aku sangat menyayangimu
Haruskah aku mati
Aku sangat menyayangimu
Semarang, 27 september 06

Everlasting Love


By: Ochad
Raja siang kembali ke singgasana
Dan akan memberikan mentari hanya tuk kita berdua
Kala lelap malam lepas dan kita berdua terbangun dari mimpi
Mimpi indah terbang dalan khayal
Laksana Si bola api yang tak akan pernah berhenti berputar
Begitu juga sayangku padamu tak akan pernah luntur dimakan waktu.
Dunia hanya milik kita berdua
Si Bulan pun kan menerangi hatiku
Menggantikan kerinduanku padamu
Merajut tali kasih ke dalam hatimu
Sehingga akan terlukis begitu besar sayangku padamu.
Dan Anginpun akan menyampaikan rasa rinduku padamu
Agar semua orang tahu bahwa aku sayang padamu
Dan aku ingin semut kecilpun tahu isi haitku
Semarang, 20 sept 06

AKU BUKAN PACARMU

AKU BUKAN PACARMU
By : Ochad
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku menyayangimu
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku memberimu sekuntum mawar
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku menjadi parfummu agar aku bisa mengharumi tubuhmu
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku menjadi shampomu agar aku bisa membilas rambutmu
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku  menatapmu
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku melindungimu akan kejamnya dunia
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku melindungimu dari sengatan matahari yang membakar kulitmu
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku menyelimutimu dari dingin malam yang menusuk tulangmu
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku memelukmu, menggenggam tanganmu.
Aku bukan pacarmu
Tapi hatiku tak rela bila kau bersama orang lain
Aku bukan pacarmu
Tati hatiku panas saat kau sebut namanya
Aku bukan pacarmu
Tapi aku tak ingin melihatmu sedih
Aku bukan pacarmu
Tapi aku tak ingin melihatmu seorang diri
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku  mengajakmu bertemu denganNYA setiap malam
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku mengantarmu kemanapun kau pergi walau sampai ke ujung dunia
Aku bukan pacarmu
Tapi aku tak ingin melihatmu sakit
Aku bukan pacarmu
Tapi izinkan aku mengatur hidupmu
Aku bukan pacarmu
Tapi aku ingin kau selalu memakai rok
Aku bukan pacarmu
Tapi aku tak mau berpisah darimu
Aku bukan pacarmu
Tapi aku ingin selalu bersamamu.
Semarang, 14 sept 2006

Kamis, 10 November 2011

Rabu, 09 November 2011

I looked and looked, to find someone to whom I might give trust; but i found no one, until I saw Thee at last in my heart, holding in Thy hand the record of my life's secret. (Hazrat Inayat Khan)

SEHARI BERSAMA KANG ADI

Dedy Adi Mirza, S.Hum seorang dosen muda yang dikagumi oleh kalangan kaum hawa. Beliau ditugaskan disalah satu institut negeri di kota Solo untuk mengajar mata kuliah bahasa inggris. Dan kebetulan beliau yang mengampu sebagai dosen dikelasku. Aku memanggilnya dengan sebutan mas, agar lebih akrab aja. *tapi kalau diluar kelas.
Karena salah satu hobbynya sama dengan aku yaitu kuliner, dan kang Adi juga  baru 4bulan tinggal di Solo. Beliau mengajak aku serta teman satu kostnya untuk wisata kuliner dan menyelesaikan tugas pascasarjananya.
Tut.tut..tut.tut.. terdengar bunyi pesan yang sudah tak asing lagi ditelingaku. Kurogoh tasku dan kuambil n70 kesayanganku, kulihat 1pesan baru. ‘Bib, besok gmn?’
‘oke, bsk pagi q kosong mas, jdnya kmn?’ Kubalas sms dari kang Adi.
Sms kami berlanjut dan akhirnya diputuskan untuk ke warung makan nabila yang terletak di jl. Slamet Riyadi Solo.
***
Pagi yang indah, cuaca hari ini sedikit dingin karena semalam kampungku diguyur hujan yang sedikit lebat. Rasanya malas untuk beraktifitas. Kulihat agendaku, hampir aku lupa hari ini ada janji dengan pak dosen. Segera aku bersiap dan sesuai kesepakatan kita malam tadi, kita bertemu di ELTI Solo. Aku berangkat dengan mio merahku menuju manahan.  Beberapa saat kemudian kulihat kang Adi bersama kang Ivan salah satu teman kostnya tiba ditempat yg telah disepakati.
Hari semakin siang, segera kami meluncur ke rumah makan Nabila yang berada disebelah barat Solo Square. Setelah makan, kami ngobrol-ngobrol seputar aktivitas masing-masing.
‘Bib, habis ini kita mau ke Sukoharjo. Ikut aja yuk.. ‘
‘ngapain??’
‘aku ada tugas riset ke LBB san diego. Gmn?’
‘oke deh..’ kuputuskan untuk ijin kuliah siang ini.
Setelah itu kami menuju kearah barat menuju kota Sukoharjo. Setengah jam kemudian, gapura pembatas yang bertuliskan ‘selamat datang sukoharjo makmur’ kami lewati. Azan dhuhur telah berkumandang sekitar 30 menit yang lalu. Lalu kami menuju masjid raya baiturrohmah untuk melaksanakan ibadah sholat dhuhur. Rasanya sedikit capai, setelah kutempuh jarak kuranglebih 15km dengan motor seperjuangan. Kugunakan waktu dimasjid untuk beristirahat sebentar.
Setelah semua selesai sholat, kita berkumpul diserambi masjid untuk membicarakan yang tadi belum sempat dibicarakan.
‘bentar ya.. sekalian nunggu mba Upik’ Kata kang Adi menyela pembicaraan kami
‘siapa itu mba Upik?’ tanyaku
‘temenku yang nanti mau nganter ke LBB san diego’
‘ooow… ‘
Terdengar suara motor supraX berhenti diparkiran masjid, seorang wanita cantik turun dari motor itu dan berjalan menemui kami. Panjang umur, yang dibicarakan muncul juga. Hhihi.
Karena sudah ditunggu manager LBBnya, kita berempat langsung menuju ‘san diego english course’. Tempatnya tidak jauh dari masjid itu.  Sesampainya disana kulihat sebuah bangunan tua yang sepertinya baru saja direnovasi. Agak sedikit angker juga kelihatannya, rumput – rumput yang tinggi, dengan pohon mangga yang besar melambai – lambai dan disebelah kirinya ada lahan kosong, hiiii serem... ‘apa ada yang mau kursus disini’ pikirku dalam hati. Kuparkirkan motorku didepan garasi yang sudah diubah menjadi kelas oleh pemiliknya. Sementara kang Adi dan mba Upik menyelesaikan tugasnya, aku berjalan melihat kondisi LBB yang menurutku sedikit serem. Semua terlihat baik, tidak ada hal yang menakutkan seperti yang terbayang dalam fikiranku. Aku duduk diteras ‘LBB san diego’ ditemani kang Ivan yang baru kukenal hari ini. Kami ngobrol panjang lebar, tentang asalnya juga tentang pengalamannya selama ini. Dan ternyata kang Ivan pernah menjadi tentor di salah satu cabang LBB yang dulu kuikuti. Hebat juga kang Ivan ini.. dan aku juga lebih tau kampung bahasa yang ada di Pare karena kang Ivan.
Tak terasa, waktu terus berjalan. Kulihat jam yang melekat ditangan kananku, rupanya sudah jam 2. Lama-lama bosan juga. Aku kembali berdiri dan berjalan keluar pekarangan, terlihat kampung yang begitu sepi. Hanya ada satu dua motor yang lewat dijalan itu. Lalu aku duduk sendirian dipojok gerbang rumah itu, aku tak tau harus berbuat apa. Tiba-tiba terdengar suara kang Adi memanggilku,
‘Bib, ayo mau pulang ngga?’
‘iya mas, tunggu sebentar’.
Aku berjalan menuju motorku dan kunyalakan mesinnya. Motor kami berjalan menjauh dari tempat itu. Akan kurindukan kenangan angker itu. Setelah itu mba Upik berpisah dari rombongan karena rumahnya hanya beberapa meter dari tempat itu. Hmm, kita bertiga lagi. Kami lanjutkan perjalanan menuju singosaren plaza atau orang lebih mengenalnya dengan sebutan matahari. Seperti biasa, jalanan penuh oleh mobil dan motor. Akhirnya sampai juga di parkiran matahari. Setelah berada didalam, terlihat kang Adi sedang sibuk memilih-milih kemeja yang tertata rapi dipojok ruangan. Sementara kang Ivan memilah-milah celana jeans yang ada di dalam box. Dan aku sendiri, berdiri didepan rak yang berisi gantungan baju-baju kantor. Aku berjalan mendekati kang Adi yang terlihat bingung.
‘gimana mas, udah dapet belum kemejanya?’
‘pilihin dong bib… yang cocok buat aku yang mana’.
Kami berpindah dari rak satu ke rak yang lain, sampai di rak yang berisi kaos-kaos santai. Saat kang Adi memilah-milah baju, dia menemukan kaos zebra berwarna grey.
Setelah mantap, kami menuju kasir untuk membayar kaos tadi. Next, tiba-tiba kang Adi ngidam baso. Kita cari warung baso didaerah situ, ternyata tutup semua karena masih satu hari pasca idul adha.
‘kita cari daerah UMS aja yuk..’ ajak kang Ivan.
Okee.. kita cabut dari tempat itu kearah Pebelan. Kita jelajah warung demi warung, kios demi kios, untuk mendapatkan baso. Hasilnya nihil, tak ada warung baso yang buka.
Kasihan banget yah.. mau cari baso aja susahnya minta ampun.. Hhehe.
 ‘mas, ayo kita liat outlet saos solo yang kemarin mas Adi ceritain’. Pintaku pada pak dosen.
‘okay bib...’
Kami mampir ke solo corner untuk melihat-lihat apa aja yang dijual disana. Mereka mahasiswa yang kreatif, desain kaos yang mereka buat memang patut diacungi jempol.
Hari semakin sore, perut semakin lapar. Tiba-tiba kang ivan bilang ‘kang, disana tadi ada warung baso yang buka’. Kami ikuti kemana berjalannya motor yang dikemudikan kang Ivan. Hingga akhirnya berhenti didepan warung baso.
 setelah kita habiskan 3 mangkuk mieso dan jam dinding di warung baso itu menunjukkan pukul 5. kurasa matahari segera tenggelam.. aku putuskan untuk pulang kerumah.. sementar kang Adi dan kang Ivan melanjutkan perjalanannya menuju carrefour pabelan.
hari ini bener-bener melelahkan tapi I'm very happy. :D

kamar kecil pojok rumah
7nov'11
Dalam hidup ini tak ada yang lebih penting selain Tuhan dan keluargamu. Luangkan waktu yang layak bagi mereka karena hal itu tak dapat ditunda sampai waktu lain.

Kang Ochad Pengen Pergi Haji


September 2011 perlahan berlalu tanpa meninggalkan jejak sedikitpun kepada kita. Hanya kitalah yang harus pandai memberikan jejak yang bermanfaat dalam waktu yang telah kita lewati. Bulan oktober datang, media massa, eletkronik, maupun cetak sedang booming membahas ibadah haji. Ibadah haji yang merupakan rukun islam ke 5 ini begitu laris menjadi berita utama hari-hari ini.
Setiap kali mendengar liputan haji, hati ini spontan niat dan berdoa kepada Allah, agar Dia segera memanggilku ke baitullah. Tapi di lain sisi, haji tidak segampang itu. Kalau dilihat dari segi materi, haji itu masih murah. Namun haji yang biayanya murah menurut para pengusaha dan petani itu sarat dengan munculnya dalam diri pribadi kita kebijaksanaan-kebijaksanaan yang memberikan pencerahan dan kedamaian untuk diri sendiri dan orang lain. Begitu gambaran singkat tentang haji mabrur menurut kang ochad.
            Berkaitan dengan haji yang mabrur itu Prof.KH. Didin Hafidhuddin memberikan penjelasan tentang haji mabrur: bahwa haji yang mabrur itu terdiri dari beberapa criteria: pertama, penyadaran kembali akan hakikat diri manusia sebagai hamba Allah yang dhaif dan lemah yang memiliki ketergantungan yang tinggi kepada-Nya dan sekaligus sebagai makhluk ijtimaiyyah (sosial) yang selalu terikat kepada sesamanya. Seluruh segmen ibadah haji selalu mengandung dua hal ini, seperti tawaf mengelilingi Ka’bah, sai antara Shafa dan Marwah, dan wukuf di Padang Arafah. Kedua, menumbuhkan keikhlasan dan kesungguhan dalam bertauhid bahwa hanya kepada-Nyalah kita beribadah dan hanya kepada-Nya pula kita memohon pertolongan. Kalimat talbiyah yang diucapkan oleh para jamaah haji ketika mengawali ibadahnya merupakan cerminan ketauhidan yang tulus.
            Ketiga, pakaian ihram sebagai “pakaian resmi” jamaah haji sesungguhnya menyadarkan para jamaah bahwa nilai ketakwaan manusia di hadapan Allah bukan ditentukan oleh penampilan luar, tetapi oleh hati dan perilaku - nya. Seluruh manusia pada akhirnya akan kembali pada Rabbnya dengan memakai dua helai kain yang sangat sederhana. Penanggalan pakaian keseharian pun mencerminkan bahwa di dalam kehidupan ini pakaian-pakaian keseharian sering menimbulkan keangkuhan dan kesombongan, baik berupa pakaian jabatan, kesukuan, harta benda, maupun pakaian-pakaian lainnya. Keempat, seluruh segmen ibadah haji mencerminkan dinamika dan etos kerja yang tinggi, yang bergerak dari satutempat ke tempat lain secara kontinu dan dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain. Hal ini mencerminkan bahwa yang menjadi ciri utama kaum Muslimin, terutama para jamaah hajinya, adalah mereka yang hidupnya penuh dengan dinamika dan senantiasa berbuat yang terbaik bagi umat dan bangsanya. Tidak pernah berhenti untuk bekerja dan berbuat amal saleh. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka, apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Rabb mulah hendaknya kamu berharap.” (QS 94:5-8). Jika kaum Muslimin, terutama para jamaah, menghadapi godaan dan tantangan dalam mempersembahkan amal salehnya, terutama godaan se - tan, maka dilawannya dengan penuh kekuatan dan kesungguhan, seperti tecermin dalam melempar jamarat di Mina. Kelima, menumbuhkan kesadaran ukhuwah Islamiah. Kaum Muslimin disadarkan bahwa walaupun mereka memiliki perbedaan, baik perbedaan warna kulit, suku, bangsa, bahasa, maupun adat istiadat, mereka tetap terikat dalam satu kesatuan akidah dan ibadah. Para jamaah haji pada hakikatnya adalah duta-duta pemersatu umat. Berbagai hikmah dan pelajarantersebut sesungguhnya menghantarkan kesadaran transendental dan kesadaran sosial para jamaah haji ke arahyang lebih tajam dan lebih kuat, sehingga akan melahirkan sebuah gerakan kolektif secara berkesinambungan dari tahun ke tahun. Yaitu, sebuah gerakan moral dan sosial yang akan berdampak pada bidang-bidang lainnya, yang pada akhirnya akan memperbaiki kondisi masyarakat secara keseluruhan.

Ochad ZA, PRT

Gubuk Kecil Solo, Okotber 2011

Selasa, 08 November 2011

Meneropong Desaku di Warung mang Ocon



oleh Ochad Za pada 15 Mei 2011 jam 6:38
 Banyak berlaku di zaman ini
manusia jauh dari tuhannya
tiada terasa tiada dirasa
ujian terus melanda manusia

manusia menginginkan syurga
tapi ia menuju neraka
ia tahu syetan musuh nyata
tapi ia jadikan kawan hidup

                Sebelum sinar mentari menjemputku untuk beranjak dari kamarku ini tuk meracik secangkir kopi, aku dengarkan lagunya Hawari-Akhir zaman. Lagu itu sesuai dengan sikon (situasi dan kondisi) saat ini di negara seribu pulau. Dan ujian juga akan melanda desaku nan asri. Awal bulan Juni, akan ada pilkades. Ini menjadi ujian warga desa apakah bisa membaca hati nurani untuk memilih yang terbaik untuk membangun syurga desa. Aku berdoa, mohon kepada Allah memberi yang terbaik untuk masa depan tanah kelahiranku.
“Chad, ini loh airnya sudah mendidih”, sahut ibu dari lorong dapur. Astaghfirullah iya, aku tinggalkan dapur tuk nonton lensor olahraga. Chelsea kalah lagi dari MU di liga champions, so tahun ini pupus lagi tuk meraih gelar liga tertinggi di Eropa itu. “iya bu,tolong matikan dulu aja apinya bu”, jawabku dari ruang tv.
                Kopi sudah di tangan, segera aku mencari kunci pintu samping rumah dan aku buka pintu. Subhanallah saat aku buka pintu, sungguh luar biasa karunia Tuhan. Segar dan sejuk udara pagi ini dengan di balut kabut dan embut putih menusuk kulit hitam sawo bosok ku. Ku buka pintu, mataku menatap sumur di sudut selatan. Seketika aku berjalan di lorong waktu kembali ke masa kecilku. Sumur itu pernah menelanku karena kecerobohanku menimba air. Sumur itu juga telah menjadi pahlawanku. Sumur itu bisa membuat aku mau sekolah madrasah. Ibuku hampir saja membuang aku ke sumur berdiameter 1,5 meter itu. Tetapi alhamdullaih, atas karunia Tuhan yang membolak-balikkan hati setiap manusia, aku mau sekolah. Betapa bahagianya saat itu, aku gak jadi jatuh dalam lubang angker itu.
                Bayangan masa lalu tentang sumur hilang, aku sudah berada di ranggon (kursi panjang tempat nongkrong) di warung mang Ocon. Sepi, tak ada suara, ada cahaya di dalam rumah, cahaya tv. Mang Ocon masih bermimpi, ditonton oleh tv Arab itu. “Ocon,,,,,bangunlah, ayo ngopi ne”, suara kerasku membangunkan mang Ocon. “apa chad? Yah,,,,lagi enak tidur gini,,,ngopi ma Gopes aja tuh...” sahutnya dari dalam.
                “woi, ada apa ci...?pagi2 udah rame gini....mentang-mentang lagi banyak amplop”tiba-tiba terdengar suara Casmudi alias Gopes dari teras rumahnya yang biasa ngomong akas. “alhmdulillah, ada ente, man Casmudi, mari ngopi n ngobrol isu terkini di desa kita, hihi,,,,” sahutku sambil beranjak ke ranggon.
                “man Casmudi, gimna ne desa kita mau punya hajatan besar, pilkades?” aku buka NGONGO (ngobrol ngopi) hari ini. “oalah,,,kita mah chad, dadai petani ya pengene sawah ana banyu, pupuk murah, lan ora ribet baka ngurus surat-surat (baca: saya mah sebagai petani Cuma pengen irigasi lancar, pupuk subsidi dan mudah megurus surat-surat)”, jawab Gopes sambil melihat jauh sawah sudah mulai dibajak.
                “ehm....lagi ngobrol apa ne? Kayaknya serius banget...” dari wa Mukhtar, imam mushola Al Baqo, dengan sepeda yang setia menemani. “ini wa Muk, ochad lagi ngobrol gaya pejabat,,,hihii” celetuk Gopes yang membuat aku dan wa Muk ketawa. “oalah,,,gini, saat ini kita itu butuh orang yang saleh. Saleh adalah mereka yang menjalankan hak-hak Allah dan hak-hak makhluk Allah. Saleh terbagi dua, yakni saleh ibadah dan saleh sosial. Orang saleh, selalu berpikir dan berperilaku untuk kebaikan. Kebaikan yang tidak hanya untuk diri dan golongannya, tapi memberi manfaat kebaikan pada seluruh manusia” begitu kata kyai Said Aqil, ketua PBNU sekarang.
                “Gitu yah wa Muk.....kita berdoa aja lah moga Allah ngasih yang terbaik buat desa ini”, tanggapku. “betul, betul, betul, Chad, lanjutkan!”. man Casmudi, bapa beranak 3 perempuan ini ikut menambahkan.
                Yah, kita percaya bahwa Allah akan memberi apa yang dibutuhkan oleh kita, bukan apa yang kita inginkan. Begitu kata Ibnu Athaillah dalam Al Hikamnya. Jadikan desaku sejahter dan aman selalu dengan rahmatMu, ya Allah. Doa lirihku dalam hati melangkah membawa teropong masa depan desa.

Senyum Purnama di Langit Shubuh

Asholatu khairum minannaum
Asholatu khairum minannaum
Hayaa ‘alash sholaah
Hayya ‘alal falaah
Kubuka mata perlahan-lahan walau masih terasa sayup-sayup seperti anak ayam yang kena penyakit katarak.   Aku terjaga mendengar adzan shubuh, di sampingku ada cangkir bertuliskan pulau Dewata, berisi kopi kapal kapi sisa semalam ngopi ditemani 2 batang djarum black mentol meninabobokan dua bola mataku hingga ke alam mimpi. Kipas kecil di platfon masih berputar bah baling-baling helikopter di Halim, gelombang SAS FM masih terdengar suara gelombang kosong tanpa suara, hingga teples berisi Oreo pun aku lupa tutup. Aku segera mengambil gayungku yang berisi Listerine, dettol. Pepsodent, oral B, dan beranjak ke kamar mandi.
Berkumandang adzan, mengayun memecah sunyi, diselingi dengan sahutan ayam jantan, ku lihat ada seorang ibu mengayun sepeda dengan dua keranjang dibelakang kanan kiri, manusia yang lain masih di peraduan mimpi, mata yang celik dipejam kembali, berdengkur kembali, Purnama tersenyum kepada setiap makhluk Tuhan yang terjaga dan menghirup segarnya udara pagi, yang memandang indahnya langit ciptaanNYA. Cahaya bulat purnama begitu indah, lebih cantik dari purnama malam hari. Purnama malam hari dijamah oleh jutaan manusia, sepasang muda mudi, kakek nenek, suami istri dari berbagai tempat di sudut dunia.
Andai bulan purnama itu bisa ngomong, “ayo bangunlah manusia, tunaikanlah perintah Tuhan, mohon ampunanNYA, bersyukur atas nikmatNYA”, bulan bulat penuh berisi cahaya itu ada seribu Malaikat Tuhan yang sedang tersenyum menyaksikan manusia melangkah ke masjid mengalahkan ribuan iblis yang berusaha mengunci kedua matanya. Manusia yang sholat jamaah shubuh adalah manusia yang paling beruntung karena banyak karunia Tuhan turun di waktu Shubuh.
“Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya’ dan sholat Shubuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” (HR Bukhari & Muslim),
Hasdist itu masih terngiang di telingaku setelah setelah ku buka file-file video ceramah Yusuf Mansur.
Tapi ya begitulah iman, percaya atau tidak dengan hal-hal yang bersifat irrasional dan tidak langsung ada hasil detik itu juga. Begitulah peristiwa shubuh, sebagian dari kita sudah mengetahui keutamaannya namun kita tidak kuat melawan godaan iblis yang melilit tubuh kita, tidak kuat melawan iblis yang menahan mata kita, tidak kuat melawan iblis yang membelenggu kaki kita agar tidak beranjak berwudhu.
                Ya Allah, berilah kami kekuatan untuk melawan iblis yang menjerumuskan kami dalam perbuatan dosa dan menjauhkan kami denganMU, amin............

By
Ochad, Gubuk kecil di Sawah
on Saturday, July 16, 2011 at 5:50pm

Cahaya Di Gubuk Kecil

“Chad,,,bapane ira telpon kih, pengen ngomong jeh” (baca: Chad, ada telepon dari ayahmu, katanya pengen ngomong), suara bibiku membangunkan tidur lelapku di kamar pojok belakang rumah bibiku. Di bagian belakang rumah bibiku, ada 4 kamar digunakan untuk kost mahasiswa STAIN. Aku pilih kamar yang pojok, sehingga aku bisa menyepi. Aku sudah bosan dengan keramaian.
“Chad, priben kabare? Sing sabar yah…fokus bae luru ilmu, luru ilmu emang akeh cobaane” (baca: chad yang sabar yah, kamu fokus aja cari ilmu, cari ilmu memang banyak godaannya), nasihat ayahku tercinta. “ iya pak, kita nyuwun doane mawon”. “Yawis, ati-ati, wassalamu’alaikum….” “wassalamu’alaikum”.
Ayam jago berkokok, sinar mentari masuk ruang kamarku lewat cela-cela genteng dan genteng kaca. Hari yang cerah dan segar dengan pemandangan hijau yang asri depan rumahku membuat aku semangat untuk mengambil sepatu putihku yang setia mengantarkan langkah kakiku. Aku pake celana Chelsea biru dan membawa jam tangan hitamku.
Aku sapa dan tersenyum pada alam, alampun tersenyum padaku, hijau tanaman padi, langit biru dan awan putih silih berganti memantul dalam retina mataku. Aku jadi ingat pelajaran biologi saat SMP dulu, bahwa mata kita bisa melihat karena ada cahaya. Yah, betul sekali, kita tidak bisa melihat dalam kegelapan. Alhamdulillah Allah telah menciptakan cahaya.

Tak terasa aku sudah berlari lebih dari 1 km. “Subhanallah, ada gubuk kecil di tengah sawah, indah sekali”. Gumamku dalam hati. Tak pikir panjang, langsung aku perintahkan kakiku ke TKP. Hanya dalam hitungan menit aku sudah nyampe di gubuk sawah nan kecil ini. Aku duduk, aku diam, aku termangu, memandang sekitar, melihat petani, menatap langit ke atas. aku berkontemplasi (tafakkur) atas apa yang telah aku lakukan selama ini. Aku telah jauh dari Dia, aku telah lalai. Sekarang dalam gubuk sawah ini aku ingin Allah memberiku cahaya hati lagi, sehingga aku bisa melihat rahasia-rahasia Illahi seperti mata yang bisa melihat benda karena ada cahaya.

By: Ochad
by Ochad Za on Thursday, May 12, 2011 at 5:30am

Sepercik Api Suci Di Kampus Hijau

“Yang turun di kampus siapa?”, kernet bis kota berkaos hitam bertuliskan Solo the spirit of Java itu mengingatkan para penumpang yang sibuk dengan urusan masing-masing, ada yang mendengarkan musik, melamun, tidur dan ada juga sepasang muda mudi yang sedang bersenda gurau. ”saya bang”, jawabku yang sedang terpaku dengan lirik nasyid haris Saffix sembari menyiapkan uang 3 lembar ribuan dari dompet hitamku yang sudah lapuk termakan usia sejak kuliah S1 semester 4.
apakah diriku ini kan bercahaya bersinar di syurgaMu menatap penuh rindu
ataukah diriku ini kan hangus legam terbakar dalam nyala di neraka membara
Bis berhenti, kuinjakkan kaki kiriku ke tanah berbalut bekas tapak langkah para penuntut ilmu dari berbagai negara, daerah, suku dan ras. Ada yang dari negara asing seperti Libya, dari pulau luar jawa sendiri ada yang dari Kalimantan dan Sumatera, sedangkan dari tetangga Solo ada yang datang dari Madiun yang terkenal dengan pecelnya, Bojonegoro, yang sering menjadi terkenal mendadak saat musim hujan karena luapan bengawan Solo, ada juga dari Prambanan dan Klaten yang saat ini sedang hangat-hangatnya tempat basis NII. Sedangkan yang dari satu pulau jawa namun beda provinsi ada dari Cirebon, tempat Moh. Syarif membuka pintu akhirat baginya. “Selamat untuk dia karena telang meninggalkan dunia dan selamat datang di alam akhirat” sambutan Munkar Nankir di markasnya. Allahummaghfirlahu warhamhu,,,amin..
Aku jadi merasa ngeri juga kalau ingat teroris itu. “Apa yang terjadi dengan dia sehingga dia bisa melakukan itu?” bisik hati yang penuh noda ini.  “sudahlah itu bukan urusanku”. Yang menjadi urusanku sekarang adalah apa yang ada di depan mata. Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain sesuai dengan kemampuan yang kita punya. Begitu pesan nabi kepada kita.
Mengayunkan kaki selangkah demi selangkah disiram dengan udara yang sejuk, hijau daun mengayun lembut di ranting pohon tinggi besar nan kokoh menghias kampus rindang,  tampak hilir mudik mahassiwa mahasiswi datang pergi silih berganti masuk keluar melewati gerbang yang gagah  menjulang tinggi. Tampak juga di sudut sana penjual koran sedang melayani seorang mahasiswi berkerudung merah nan anggun sedang membeli Annida, majalah islam yang sudah lama populer.
Dalam Annida itu aku teringat ada satu hadist “tuntutlah ilmu walau sampai negeri China” yang membuat inspirasi supaya tidak mengenal lelah mencari ilmu, menghilangkan kebodohan dan mengembangkan Islam.
Akhirnya aku nyampe kelas juga. Terlihat di dalam kelas dari pintu berkaca, kelas begitu hening, bisu tanpa suara, sibuk dengan layar Ipad dan netbook masing-masing. Aku samperin Nunun, menanyakan uang jaket di kursi tengah, Xendro dan Desy berkorelasi dengan deretan angka, Furqon sedang bercengkrama dengan facebooknya entah siapa yang dia ajak chatting, sebelahnya ada mba Dian yang kadang bercakap dengan Furqon, di barisan depan bu Eni dan bu Sri, sesepuh di kelas ini serius ngobrol, urusan orang tua, sedangkan, ada juga Mahfud sang juragan, dengan tatapan kosong duduk diam termangu, entah apa yang ada dipikirannya, selang satu baris di depan ada mba Dian Marita dengan busana muslimahnya yang cantik tersenyum bercakap dengan mba Menik, seorang ibu dari suku ngapak-ngapak. Dan yang paling bikin seru di kelas kita adanya Ahmed, Libyan, pria tertinggi di kelas ini, kulihat sedang membuka AL Jazair tv, dengan meminjam netbooknya Novi.
 “Pak Gunarso tidak ada kelas hari ini” pengumuman dari Zona, pengurus kelas. Sebagian teman-teman ada yang senang, girang, sedangkan aku sedang melayang.
Melayang merasa senang karena dipertemukan dengan teman-teman, laksana percikan-percikan api yang siap membagi cahaya ke lilin-lilin kecil. Masih terngiang jelas di alam bawah sadarku, nasihat kyai ku dulu, “kalian bukan matahari yang memberi sinar secara utuh, tapi kalian adalah percikan api yang nanti api itu akan kalian bagikan ke lilin-lilin, yaitu murid kalian nanti. amalkan ilmu kalian anak-anakku semua, karena ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tak berbuah, AL ILMU BILAA ‘AMALIN KASYAJARI BILAA TSAMARIIN”.
Robbi zidna ‘ilmaa, ya Tuhanku, tambahkan pengetahuan kepada kami, amin,,,,,,,,,,
Wassalam....

Maaf, penulis tidak bisa menceritakan semua karakter.

210520011
Gubuk Kecil di Sawah
Ochad

Salad Di Atas Hamparan Tikar

Senja sore beranjak hilang dari peraduan. sang bola api, Matahari tampak malu-malu menenggelamkan diri dari langit sore. Burung-burung berparas hitam indah terbang melayang menembus langit gelap tak tau arah entah kemana mencari sarang beristirahat. Induk ayam berjalan rapi menuntun anak-anaknya masuk ke sebuah kandang kecil terbuat dari bambu. Lampu-lampu rumah berlomba saling menerangi. Lalu lalang, hilir mudik kendaraan roda dua dan roda empat menghiasi keramaian jalan-jalan kota Solo.
            Kota Solo begitu indah dan bersahabat malam ini. Langit tanpa bintang dan bulan sedikit mengiris hati takut akan turunnya hujan. Hujan turun akan membatalkan acara yang bakal seru malam ini. Malam Final Liga Champion, Barcelona vs Manchester United. Para penggila bersiap-siap menonton final liga antar klub Eropa itu di Solopos dan Manahan. Begitu juga  dengan Ahmed, Sendro, Furqon, dkk berencana menghabiskan separuh malam minggu panjang ini dengan berkumpul bersama.
            “Furqon, Sendro, Dede, saya mandi dulu yah biar segar ketemu Novi”, ucap si Ahmed, bule dari Libya dengan lucu seperti bule-bule lain yang baru belajar bahasa Indonesia yang membuat mereka bertiga tertawa panjang.
            Hanya Ahmed yang mandi sore itu, sedangkan mereka betiga hanya cuci muka dengan sisa pembersih muka yang kubawa. Semua sudah siap melaju menuju tujuan. Sendro masih dengan baju dan celana yang sama saat kuliah tadi siang begitu pula dengan Dede dan Furqon.
            Dede, Ahmed dan Furqon datang duluan di lokasi. Sendro dan pasangannya nampak sudah tiba dari ujung halaman parkir diikuti mba Finny dan Mba Novi. Semua tampak cantik dan ganteng malam ini. Dengan terpancar aroman kebahagiaan karena bisa lepas dari rutinitas duduk di kursi kampus selama 2 minggu mendatang. Suasana kelaspun tadi siang nampak begitu riang dan senang. Sebagian teman-teman kami pulang kampung ke daerah dan pulau sebrang.
            Sekelompok anak kampus itu sudah kumpul dan mulai melangkah mencari hamparan tikar. Mudah mencari tempat susah memilih menu makan dari sekia deretan stan di Galabo, yang didirikan 4 tahun silam ini.
            Nunun dan mba Dian datang belakangan. Mba Dian, yang digosipkan dengan Furqon ini memakai setelan baju hitam. Dan Nunun yang mempunyai suara emas itu begitu cantik dengan baju kaos merah panjang dan jeans.
            Menunggu pesanan hadir di depan mata.  Ngobrol, bercanda, bergurau, saling ejek, gosip menjadi satu dalam satu waktu, semalam ini. Ahmed digojlokin dengan Novi, Desi dan Sendro, Furqon dan Dian, sedangkan Dede dan Nunun diam-diam saja duduk bersebelahan, entah apa yang diobrolin. Hanya mereka berdua yang tau. Suasana makin rame saat mas Kris dan keluarganya hadir di tengah-tengah kami. Dan membuat kami makin tertawa panjang dengan celoteh-celotehnya. “ne semua, cobaen menu tengkleng ni, ini ga ada di Kalimantan, yang kalian pesan mah itu sudah ada semua di sana”, ucap mba Finny disambut ketawa teman-teman.  Sebagian dari kami memang hanya pesan ayam kremes, bebek, dan Ahmed sendiri suka ikan bakar tanpa rasa, yang membuat pelayan jadi heran. “apa enak yah? Tanpa rasa itu?, turis aneh,,,,,,,” kata mba yang ngaku SPG makanan itu.
            Semua makanan habis kami lahap, hanya piring dan gelas yang tersisa. “di pojok hamparan tikar terlihat Desi serius menguliti sisa-sisa daging di tulang dada ayam yang dilahapya itu. “Desi lupa ma Sendro kalau udah lagi makan ya?” celoteh mas Kris, yang langsung dijaawab “iya” oleh Sendro, dan spontan yang lain tertawa senang mendengarnya. S
            Subhanallah, malam ini seperti ada sepiring salad di atas hamparan tikar. Yah, kita berasal dari berbagai macam suku, bangsa, daerah, laki-laki dan perempuan tetapi bisa berkumpul menjadi satu. Seperti sepiring salad,  yang terdiri dari berbagai macam jenis sayuran menjadi satu. Kita disatukan dengan bahasa dan rasa sama-sama makhluk Tuhan. Sedangkan salad  disatukan oleh racikan air dan bumbu.
            Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujuraat:13).
            “pergilah kau..........” lagu dari Sherina yang disenandungkan oleh perempuan cantik berkacamata itu menjadi momen terakhir malam ini dengan nikmat Tuhan luar biasa sambil menyantap jagung bakar yang kita tunggu selama 1 jam.
Thank you my frenz......nice 2 meet U............

Thanks mom

Seorang Ibu terduduk di kursi rodanya suatu sore di tepi danau, ditemani Anaknya yang sudah mapan dan berkeluarga.


Si ibu bertanya ” itu burung apa yg berdiri disana ??”

“Bangau mama” anaknya menjawab dengan sopan.

Tak lama kemudian si mama bertanya lagi..

“Itu yang warna putih burung apa?”

sdikit kesal anaknya menjawab ” ya bangau mama?…”


Kemudian ibunya kembali bertanya

” Lantas itu burung apa ?” Ibunya menunjuk burung bangau tadi yg sedang terbang…


Dengan nada kesal si anak menjawab “ya bangau mama. kan sama saja!..emanknya mama gak liat dia terbang!”


Air menetes dari sudut mata si mama sambil berkata pelan..”Dulu 26 tahun yang lalu aku memangku mu dan menjawab pertanyaan yg sama untuk mu sebanyak 10 kali,..sedang saat ini aku hanya bertanya 3 kali, tapi kau membentak ku 2 kali..”


Kau tanya sama aku, Mama... 1 + 1 berapa? Baju apa yang cocok ku pakai? dan selalu kau ulang2i pertanyaan yang sama namun tetap aku jawab selalu dengan penuh harap yang terbaik untuk anak ku.....


Si anak terdiam…dan memeluk mamanya dan menangis di pelukan si mama nya...

Menjamah Pagi Dari Warung Mang Ocon

Beranjak dari hamparan sajadah 1 meter, berjamaah shubuh dengan perempuan tercantik yang telah melahirkanku, yang semakin hari termakan usia. Dengan tak lupa membaca bismillah dalam menjalani hari ini dengan maksud menjadi hari yang bermanfaat minimal bagi diri sendiri. Ku raih jaket biru KKP masa kuliah di Semarang dulu, ku masukkan tangan ke dalam kantong, tersirat senyumku mengembang setelah indra perabaku menyentuh selembar kertas 1000an. Dalam hati bersyukur kepada Allah sang maha pemberi rizki telah menaruh uang itu. Seketika imajinasiku terlukis sebuah makanan tradisional terbuat dari adonan tepung beras. Makanan itu disebut serabi. Serabi yang dulu merupakan santapan rutin tiap pagi dengan secangkir kopi, dengan menikmati hijau daun tanaman padi depan rumah akan menjadi menu breakfast ku hari ini.
Ku duduk seorang diri dengan bersandingkan secangkir kopi dan serabi. Mata, hidung, kulit, lidah, telinga, panca indraku yang aku punya, pagi hari ini sangat membantu dalam menikmati kehidupan pagi hari ini. Kedua mataku yang sipit hanya sesaat berkedip akan pemandangan pagi ini; indahnya lingkaran sinar mentari yang menembus gelembung embun di hijaunya daun-daun tanaman padi, pak tani yang sedang berdiri memeriksa sawahnya yang sudah keluar biji padi nampak begitu riang. Sedangkan di jalan selebar 4 meter depan rumah, lalu lalang siswa  putih merah, putih biru , putih abu-abu, berangkat sekolah  akan menempuh tahun ajaran baru dengan serba baru, mulai dari pakaian hingga harapan baru akan kualitas pendidikan. Beranjak ke indra pencium, hidungku merasakan sebuah bau yang tak asing lagi….yaitu bau badanku,,,blm mandi setelah tadi keringetan menyirami tanaman sekeliling rumah. Itu wujud rasa cintaku kepada makhluk Tuhan, karena aku pernah membaca sebuah hadist: “barang siapa saying terhadap apa yang ada di bumi, maka yang ada di bumi akan saying kepadamu.”Dan benar juga,,,banyak jambu-jambu berjatuhan yang bias disantap.hihihi…
Beranjak ke indra perasa, angin kemarau di pagi hari begitu menusuk kulit tulangku, terasa berada di Kopeng, sebuah dataran tinggi di Salatiga, saat mengikuti dan menjadi panitia Studium General semasa muda dulu. Udara itu begitu dingin dan dingin yang membuat jaket-jaket tebalku keluar lagi dari markasnya. Di samping itu juga kalau pagi hari kulit tangan dan    
Rasa syukur berikutnya adalah atas indra pengecapku yang masih bias merasakan nikmatnya serabi telor dan hitam pahit manisnya secangkir kopi. Makanan dan minuman itu tak akan bias rasakan nikmatnya kalau kita sariawan. Dan lidahku pula yang kadang merasakan minuman dan makanan hasil utang di warung mang Ocon…kesuwun sing akeh pisan kanggo mang Ocon….
Suara burung centet peliharaan kakakku dan suara ibu menyuruh aku bersih-bersih rumah menjadi rutinitas keberfungsian indra pendengarku tiap pagi. Namun , semua itu bagiku adalah indah sebagai harimoni dan ritme kehidupan. Begitulah hidup, yang kata Sadeq Hedayat, hidup adalah campuran keindahan yang pahit dan kesedihan yang manis.
Ku tengok ke pintu warung, tampak mang Ocon sedang sibuk membuka warungnya berharap mendapat rejeki banyak di pagi hari. Orang tua mengatakan yang bangun pagi-pagi akan dapat rejeki banyak. Terbukti dengan aku bangun pagi dapat rejeki Serabi dari Tuhan. Tuhan telah mengirimkannya lewat bi Umenah yang sudah sedari aku belum lahir sudah berjualan kue itu di waktu keheningan subuh kala orang-orang masih bermanja dengan selimut.
“Chad, gawe tulisan tentang warung mang Ocon maning si…ambir laris kih warunge kita (baca: Chad, bikin tulisan tentang warung mang Ocon lagi dong biar warungku laris)” celoteh mang Ocon sembari menata barang dagangannya. “Ciap bos….enteni bae, insyaAllah sedurunge ramadhan wis terbit” jawabku dengan optimis bisa menulis lagi. Dan itu menjadi salah satu inspirasi atas tulisan ini.


By

Ochad, PRT
26072011

Ramadhan, Roqib Sibuk, ‘Atid Nganggur?

Sore ini suasana begitu berbeda dengan kemarin-kemarin. Ada yang berbeda pada sore hari ini. Mobi, Sepeda motor, sepeda ontel,  hilir mudik bergantian ke selatan dan ke utara tepat di depan mataku yang sejak 30 menit, 25 detik  lalu duduk bercengkrama dengan senja minggu sore menjelang ramadhan di depan warung mang Ocon. Ditemani Peot, Casmudi, dan Ocon, aku terlarut dalam alam bawah sadar teringat ramadhan masa lalu, masa ketika aku kecil dulu.
Dahulu kala, saat aku berusia 7 tahun, pada tahun 1995, ramadhan begitu indah, asyik dan rame. Berawal dari cerita syahur, sekumpulan anak-anak berjalan bersama keliling melintasi beberapa RT/RW dengan sebuha Obor di setiap tangan masing-masing bersorak penuh semangat membangunkan masyarakat dengan sebuah kata “Saur…….saur…..saur….”. sambil menunggu adzan shubuh. Sehingga mungkin saja, dulu malaikat Roqib yang sibuk mencatat amal kebaikan kita, sedangkan malaikat ‘Atid nothing to do alias nganggur aja, sesekali tersenyum melihat tingkah kita yang lucu. Namun, cerita itu sekarang hanya menjadi sebuah cerita klasik. Di ramadhan zaman sekarang, anak-anak kecil dan remaja terbius di depan tipi hingga telinga terkunci ketinggalan sholat jamaah Shubuh. Oleh karena itu, mungkin Roqib tak sesibuk dulu dan ‘Atid tak senganggur dulu.
Beranjak ke cerita ba’da Shubuh Ramadhan masa lalu. Sekelompok anak-anak dan remaja lalu lalang di jalan menyapa surya terbit yang tak pernah puasa menyinari bumi. Sehingga hadir rasa syukur dalam sanubari akan kuasa ilahi yang telah menciptakan matahari. Dan setiap ramadhan, matahari iri dengan manusia, karena manusia adalah makhluk Allah yang mempunyai kemampuan mencari pahala sebanyak mungkin dengan puasa di bulan ramadhan dan segala bentuk ibadah di dalamnya. Tetapi, sang surya yang gagah perkasa dewasa ini menangis melihat tak ada lagi anak-anak kecil tersenyum padanya pada pagi hari. Sang surya tersenyum melihat Roqib tak lagi sibuk dan ‘Atid mulai sibuk di menulis catatan di samping ibu-ibu yang sedang menonton berita artis.
Selanjutnya, pada jam belajar, anak-anak zaman dulu bermain bersama permainan tradisional yang didalamnya terkandung beberapa makna hidup. seperti engklekan dan conglekan, mempunyai arti bahwa orang hidup harus melangkah dengan hati-hati dan harus saling berbagi. Sedangkan pada malam hari, setelah tadarusan, mulai dari anak kecil, pemuda dan orang tua berbaur bermain slodoran, yang mempunyai arti kehidupan yaitu ada tahapan-tahapan yang harus dilalui manusia jika ingin berhasil. Dan malaikat Roqib tersenyum pahit pada siang hari ramadhan zaman sekarang karena walau anak-anak berangkat ke sekolah namun tiada hasil sepulangnya. Dan pada malam hari anak jaman sekarang malu dan segan tuk tadarus, malah asyik nongkrong yang hanya membuang waktu ibadah di Ramadhan mulia ini. Dan bintang bulan malam hari tersenyum melihat ‘Atid gembira karena buku catatan hariannya penuh dengan tulisan.
Ramadhan dulu penuh dengan ibadah, mari kita jauhi ghibah. Ramadhan dulu penuh dengan aksi sosial, mari kita tidak gombal kepada Tuhan. Ramadhan dulu penuh dengan lantunan Quran, mari kita jauhi kesia-siaan. Ramadhan dulu penuh dengan gelas-gelas rahmah dan maghfirah, mari kita belajar qonaah hingga muncul hikmah.
Sehingga Roqib tersenyum lebar dan menertawakan ‘Atid atas amal-amal manusia, makhluk kesayangan Allah yang maha pengasih dan penyayang. Dan ‘Atid pun tersungkur lemas, nganggur, free, nothing to do, buku  catatannya polos putih karena manusia berlomba-lomba beribadah di Ramadhan tahun ini. Aminnn……………


02 Agustus 2011

Gubuk Kecil
Ochad, PRT

Mawar Untuk Mawarku



Udara panas akhir-akhir ini berbanding lurus dengan apa yang kurasakan hari-hari ini. Hitungan menit, jam dan hari berlalu begitu saja tanpa meninggalkan jejak dan tak pandang bulu, tua muda, miskin kaya, Sang waktu yang mempunyai jatah 24 jam sehari, dan tak peduli dengan manusia yang tersihir oleh kenikmatan dunia. Kenikmatan dunia inilah yang membuat hati manusia, lengah dan seolah-olah tak mengerti bahwa semua itu adalah nikmat Tuhan kecuali bagi mereka yang berteman dengan ateisme ataupun rasionalisme yang mengkafirkan adanya Tuhan.
Tetapi dewasa ini, tanpa disadari kita telah mengkafirkan Tuhan dan menyekutukan Dia. Kita tuhankan uang, kita tuhankan kekayaan, kita tuhankan jabatan, kita tuhankan kekasih kita, kita tuhankan teman kita, dan masih banyak lagi segala sesuatu yang mengalihkan kemesraan hubungan kita dengan Tuhan yang maha indah.
Keindahan Tuhan yang  hadir dalam bunga mawar itulah yang sekarang menjadi peralihanku. Mawar di tempatku sebagai menifestasi keindahanNYA. Dan aku sendiri tak ada maksud tuk melupakanNYA. Mawar itulah sebagai ladang amalku saat ini, aku kasih minum makhluk indah itu tiap pagi, karena Tuhan akan saying kepada kita jikalai kita sayang pada ciptaanNYA. Mawar itulah saat ini sebagai representasi kelak bakal calon istriku yang masih disembunyikan oleh Tuhan. Mawar itulah sebagi simbol keindahan perempuan yang melahirkanku dari alam rahim (alam penuh dgn cahaya) ke alam gelap (bumi, karena manusia suci akan menjadi kotor di dunia).
Mawar-mawarku, katakan kepada Tuhan yang menciptakanmu, kelak saat di pintu neraka nanti,katakan bahwa aku sayang padamu, bahwa aku memujimu dan memuji Tuhanmu, sehingga Dia menahan kakiku akan neraka yang selangkah lagi masuk ke dalam, dan akhirnya aku masuk syurga atas saksimu. Mawar-mawarku, pastinya engkau kan selalu setia padaku menemaniku dalam penantian kiriman bidadari dari Tuhanku yang kelak menjadi istriku nanti. Dan yang terakhir, mawar-mawarku, jadilah saksi kepada ibuku kelak nanti di akhirat bahwa aku sangat sayang beliau, saat ini perempuan itu mawar sejatiku yang selalu memikirkan aku dan tak pernah lupa mendoakanku.
Ibu, kau mawar terindah dalam hidupku!!!

Ochad ZA
Gubuk Kecil, Solo, 13 Oktober 2011