Selasa, 08 November 2011

Mawar Untuk Mawarku



Udara panas akhir-akhir ini berbanding lurus dengan apa yang kurasakan hari-hari ini. Hitungan menit, jam dan hari berlalu begitu saja tanpa meninggalkan jejak dan tak pandang bulu, tua muda, miskin kaya, Sang waktu yang mempunyai jatah 24 jam sehari, dan tak peduli dengan manusia yang tersihir oleh kenikmatan dunia. Kenikmatan dunia inilah yang membuat hati manusia, lengah dan seolah-olah tak mengerti bahwa semua itu adalah nikmat Tuhan kecuali bagi mereka yang berteman dengan ateisme ataupun rasionalisme yang mengkafirkan adanya Tuhan.
Tetapi dewasa ini, tanpa disadari kita telah mengkafirkan Tuhan dan menyekutukan Dia. Kita tuhankan uang, kita tuhankan kekayaan, kita tuhankan jabatan, kita tuhankan kekasih kita, kita tuhankan teman kita, dan masih banyak lagi segala sesuatu yang mengalihkan kemesraan hubungan kita dengan Tuhan yang maha indah.
Keindahan Tuhan yang  hadir dalam bunga mawar itulah yang sekarang menjadi peralihanku. Mawar di tempatku sebagai menifestasi keindahanNYA. Dan aku sendiri tak ada maksud tuk melupakanNYA. Mawar itulah sebagai ladang amalku saat ini, aku kasih minum makhluk indah itu tiap pagi, karena Tuhan akan saying kepada kita jikalai kita sayang pada ciptaanNYA. Mawar itulah saat ini sebagai representasi kelak bakal calon istriku yang masih disembunyikan oleh Tuhan. Mawar itulah sebagi simbol keindahan perempuan yang melahirkanku dari alam rahim (alam penuh dgn cahaya) ke alam gelap (bumi, karena manusia suci akan menjadi kotor di dunia).
Mawar-mawarku, katakan kepada Tuhan yang menciptakanmu, kelak saat di pintu neraka nanti,katakan bahwa aku sayang padamu, bahwa aku memujimu dan memuji Tuhanmu, sehingga Dia menahan kakiku akan neraka yang selangkah lagi masuk ke dalam, dan akhirnya aku masuk syurga atas saksimu. Mawar-mawarku, pastinya engkau kan selalu setia padaku menemaniku dalam penantian kiriman bidadari dari Tuhanku yang kelak menjadi istriku nanti. Dan yang terakhir, mawar-mawarku, jadilah saksi kepada ibuku kelak nanti di akhirat bahwa aku sangat sayang beliau, saat ini perempuan itu mawar sejatiku yang selalu memikirkan aku dan tak pernah lupa mendoakanku.
Ibu, kau mawar terindah dalam hidupku!!!

Ochad ZA
Gubuk Kecil, Solo, 13 Oktober 2011









Tidak ada komentar:

Posting Komentar